1. TEORI BELAJAR HUMANISTIK
Abraham Maslow dan Carl Rogers termasuk kedalam tokoh kunci humanisme.
Tujuan utama dari humanisme dapat dijabarkan sebagai perkembangan dari
aktualisasi diri manusia automomous. Dalam humanisme, belajar adalah proses
yang berpusat pada pelajar dan dipersonalisasikan, dan peran pendidik adalah
sebagai seorang fasilitator.
Afeksi dan kebutuhan kognitif adalah kuncinya, dan
goalnya adalah untuk membangun manusia yang dapat mengaktualisasikan diri dalam
lingkungan yang kooperatif dan suportif. Dijelaskan juga bahwa pada hakekatnya
setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal
untuk berkembang dan menentukan perilakunya. Kerana itu dalam kaitannya maka
setiap diri manusia adalah bebas dan memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan
berkembang mencapai aktualisasi diri.
2.TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan
tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami
siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
3.TEORI
PEMBELAJARAN SOSIAL
Teori Perilaku (Bandura)
Konsep motivasi
belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang
memperoleh penguatan(reinforcement) di masa lalu lebih
memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperolehpenguatan atau perilaku yang
terkena hukuman (punishment).
Dalam kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswatelah belajar untuk mengerjakan
pekerjaan sekolah dalam
rangka mendapatkan hasil yang diinginkan.
4. TEORI BELAJAR KOGNITIF
AUSUBEL :
TEORI BELAJAR BERMAKNA
Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat
mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Sama
seperti Bruner dan Gagne, Ausubel beranggapan bahwa aktivitas belajar siswa,
terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar- akan bermanfaat kalau
mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung. Namun untuk siswa pada
tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan langsung akan menyita banyak
waktu. Untuk mereka, menurut Ausubel, lebih efektif kalau guru menggunakan
penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar